LAPORAN RESMI
MELAKSANAKAN
PROSES FERMENTASI
I.
ACARA
Proses
Pembuatan Starter Nata de Noco
II.
TUJUAN
Setelah praktik diharapkan:
1. Siswa
dapat membuat starter nata de coco
sesuai instruksi kerja
2. Siswa
dapat mengetahui reaksi yang terjadi pada proses
3. Siswa
lebih terampil menggunakan alat-alat laboratorium
III.
DASAR
TEORI
Bakteri Nata de Coco
Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari
senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses
fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal
sebagai bibit nata.
Pada prinsipnya untuk mengha-silkan nata de coco yang bermutu baik,
maka perlu disediakan me-dia yang dapat mendukung aktivi-tas Acetobacter
xylinum untuk memproduksi selulosa ekstra-seluler atau yang kemudian di se-but
nata de coco.
Berbagai penelitian ilmiah men-coba menggantikan air buah kelapa
dengan bahan lain seperti whey tahu, sari buah nenas, sari buah pisang dll.
Kegiatan ilmiah ini menghasilkan produk yang akrab disebut nata de soya, nata
de pina dll. Kita tidak akan punya cukup waktu untuk membi-carakan berbagai
produk tersebut apalagi untuk membandingkan satu dengan yang lain.
Apakah air buah kelapa meru-pakan satu-satunya hasil tana-man kelapa
yang dapat dipergu-nakan untuk pembuatan nata de coco? sehingga sebagian
peneliti mencoba menggantikan air buah kelapa dengan bahan baku yang lain dan
tidak berasal dari kelapa. Tentunya hal itu bukanlah suatu alasan yang ada
dalam pemikiran mereka.
Ternyata selain air buah kelapa, skim santan juga dapat
dipergu-nakan sebagai bahan baku utama pembuatan nata de coco. Apakah Anda
pernah mendengar tentang skim santan? mungkin ada dari Anda yang menjawab ya
dan se-bagian lagi mengatakan tidak!. Hal itu bukanlah persoalan yang ber-arti,
untuk terus membaca tulisan ini.
Kita tinggalkan sejenak tentang skim santan untuk melihat se-cara
singkat bagaimana sebenar-nnya aktivitas dari Acetobacter xylinum dalam
memproduksi nata de coco. Proses terbentuk-nya nata adalah sbb: sel-sel
Ace-tobacter Xylinum mengambil glu-kosa dari larutan gula, kemudian digabungkan
dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar
bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel.
Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa.
Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti
Ca2+, Mg2+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan
aseptor membentuk selulosa.
Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan dan bekteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyebabkan infeksi, sedangkan ternasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia hingga menghasilkan produk yang berguna. Acetobacter xylinum merupakan salah satu contoh bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti halnya bakteri asam laktat pembentuk yoghurt, asinan dan lainnya.
Bibit nata sebenarnya merupakan golongan bakteri dengan nama Acetobacter xylinum. Dalam kehidupan jasad renik, bakteri dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu bakteri yang membahayakan, bakteri yang merugikan dan bekteri yang menguntungkan. Adapun yang termasuk dalam kelompok bakteri yang membahayakan antara lain adalah bakteri yang menghasilkan racun atau menyebabkan infeksi, sedangkan ternasuk dalam kelompok bakteri yang merugikan adalah bakteri pembusuk makanan. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang dapat dimanfaatkan oleh manusia hingga menghasilkan produk yang berguna. Acetobacter xylinum merupakan salah satu contoh bakteri yang menguntungkan bagi manusia seperti halnya bakteri asam laktat pembentuk yoghurt, asinan dan lainnya.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon © dan Nitrogen
(N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut
akan menghasilkan enzim akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi
ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air
kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang
akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai
nata.
Nata yang dihasilkan tentunya bisa beragam kualitasnya. Kualitas
yang baik akan terpenuhi apabila air kelapa yang digunakan memenuhi standar
kualitas bahan nata, dan prosesnya dikendalikan dengan cara yang benar
berdasarkan pada factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas
Acetobacter xylinum yang digunakan. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen
diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan
akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Oleh sebab itu,
definisi nata yang terapung di atas caian setelah proses fermentasi selesai,
tidak berlaku lagi.
Air kelapa yang digunakan dalam pembuatan nata harus berasal dari
kelapa yang masak optimal, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Bahan tambahan
yang diperlukan oleh bakteri antara lain karbohidrat sederhana, sumber
nitrogen, dan asam asetat. Pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat
digunakan sebagai suplemen pembuatan anta de coco, diantaranya adalah
senyawa-senyawa maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa
senyawa karbohidrat sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling
ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit
nata. Adapun dari segi warna yang paling baik digunakan adalah sukrosa putih.
Sukrosa coklat akan mempengaruhi kenampakan nata sehingga kurang menarik.
Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk mendukung pertumbuhan aktivitas
bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan
ekstrak yeast, maupun Nitrogen an organic seperti misalnya ammonium fosfat,
urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan
fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan
diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu
ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan
selektif bagi mikroorganisme lain.
Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau
meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat
glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun
untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan
dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organic dan anorganik lain
bias digunakan.
Seperti halnya pembuatan beberapa makanan atau minuman hasil
fermentasi, pembuatan nata juga memerlukan bibit. Bibit tape biasa disebut
ragi, bibit tempe disebut usar, dan bibit nata de coco disebut starter. Bibit
nat de coco merupakan suspensi sel A. xylinum. Untuk dapat membuat bibit nata
de coco seseorang perlu mengetahui sifat-sifat dari bakteri ini.
Acetobacter Xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding yang
berlendir. Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel.
Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan Gram menunjukkan Gram negative.
Bakteri ini tidak membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel
yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni
yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel
koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan
membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan
propel alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam
asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah
memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa.
Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata.
Factor lain yang dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata
adalah ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan
oksigen.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan
sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam
sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel
yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase
pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase
kematian.
Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung
tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad afase terjadi aktivitas
metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase
pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan
awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung
beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini
bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya untuk
menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat
menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang,
terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan
umur sel sudah tua. Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel
yang tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati.
Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh
dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju
kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi
harbi, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan
cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain
nata.
Factor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter Xylinum mengalami
pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat
keasaman media temperature, dan udara (oksigen. Senyawa karbon yang dibutuhkan
dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari
karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias
berasal dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteri Acetobacter
Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya
4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada
suhu 28 – 31 0 C. bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Sehingga dalam
fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran
masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.
Air Kelapa, Segar dan Sarat Khasiat
Air kelapa kerap diasumsikan sebagai limbah atau paling banter
sebagai air segar pengusir dahaga. Padahal, ia memiliki khasiat dan nilai gizi
yang dahsyat. Banyak sekali manfaat air kelapa bila diolah dan dikemas dengan
baik. Air kelapa bisa dibuat sebagai nata de coco, kecap, dan bahkan dijadikan
salah satu minuman kesehatan semacan energy drink.
Secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain
mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6
persen) dan protein (0,07-0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian
itu, air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan.
Di Filipina, air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman,
jelly, alkohol, dektran, cuka, dan nata de coco. Di Indonesia, air kelapa
digunakan sebatas sebagai minuman (air kelapa muda) dan media pembuatan nata de
coco. Yang tak kalah menarik, air kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pengobatan tradisional dan perawatan kecantikan. Sementara itu, daging buah
kelapa muda yang masih seperti susu sangat baik dikonsumsi anak-anak yang
menderita kekurangan gizi (nutritional defyciency).
Kaya gizi
Air kelapa memiliki karakteristik cita rasa yang khas. Di samping
itu, air kelapa juga punya kandungan gizi, terutama mineral yang sangat baik
untuk tubuh manusia. Kandungan yang terdapat dalam air kelapa tidak hanya unsur
makro, tetapi juga unsur mikro. Unsur makro yang terdapat adalah karbon dan
nitrogen.
Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti
glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, dan inositol. Unsur nitrogen berupa
protein yang tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin,
dan serin. Sebagai gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang
asam amino dalam susu sapi.
Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur
mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya
kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum
(Cu), fosfor (P), dan sulfur (S). Yang cukup mencengangkan, dalam air kelapa
juga ditemukan berbagai vitamin. Sebut saja vitamin C dan berbagai asam seperti,
asam nikotinat, asam pantotenal, dan asam folat. Vitamin B kompleks yang
dikandungnya antara lain niacin, riboflavin, dan thiamin.
Sarat khasiat
Buah yang nama botaninya adalah Cocos nucifera ini dikenal dengan
nama “Wonder Food”. Disebut demikian karena banyak kandungan nutrisi di dalam
buah itu yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Di beberapa daerah di tanah air,
kelapa merupakan buah yang sakral bahkan cenderung “magis” karena perannya yang
sangat penting dalam berbagai ritual keagamaan dan seremonia adat. Dalam
mitologi Hindu, kelapa disebut sebagai Tree of Heaven karena kelapa dipercaya
dapat membawa kekuatan, kesehatan, umur yang panjang, dan kedamaian.
Kandungan mineral alami dan protein berkualitas tinggi di dalam
kelapa sangat baik untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel dalam tubuh. Airnya
dikenal sebagai air mineral dan merupakan minuman penyegar. Kandungan gula yang
terdapat pada air kelapa mudah diserap oleh tubuh. Air kelapa merupakan tonik
yang sangat baik untuk kesehatan. Air yang terdapat dalam satu buah kelapa
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin C dalam sehari.
Seperti yang kita ketahui, walau kandungan nutrisi yang dikandung
air kelapa cukup tinggi namun bersifat isotonik. Secara alami, air kelapa mudah
memiliki komposisi mineral dan gula yang sempurna sehingga punya kesetimbangan
elektrolit yang sempurna pula, sama halnya dengan cairan tubuh manusia. Itu
sebabnya mengapa air kelapa dapat digunakan sebagai pengganti cairan infus.
Mengingat komposisi mineral yang dikandungnya, air kelapa punyaipotensi besar
untuk dikembangkan sebagai minuman isotonik alami.
Kita ingat, orang tua kita dulu sering memberi kelapa muda hijau
ketika menderita demam atau campak. Mereka yakin air kelapa mampu menurunkan
panas dalam. Ketika demam, air kelapa dan air putih diminum secara berselang
seling untuk mengurangi panas dan rasa sakit.
Minuman air kelapa muda dan memakan dagingnya dapat meredakan
kegerahan, mulut kering, demam dengan kehausan, serta penyakit diabetes. Selain
itu, minum air kelapa muda dipercaya membuang racun dalam darah. Namun perlu
diperhatikan, terlalu banyak minum air kelapa muda menyebabkan sedikit rasa
lemas sementara. Bagi yang memiliki gangguan pada tulang, disarankan tidak
mengonsumsi air kelapa berlebihan.
Selain itu, ada tradisi di masyarakat yang mengharuskan ibu yang
sedang hamil tua untuk sering minum air kelapa muda. Air kelapa ini dipercaya
dapat membersihkan janin di dalam rahim sehingga kelak jika si jabang bayi
keluar, menjadi bersih, tidak kurapan seperti lemak kering yang menempel pada
kulit si bayi.
Air kelapa juga dikenal sebagai obat tradisional kuno yang sangat
efektif dalam membasmi berbagai jenis cacing merugikan di dalam usus. Juga
sangat baik diminum di pagi hari sebelum mengonsumsi makanan lainnya. Hal itu
sangat dianjurkan dilakukan bagi penderita gastritis atau hyperacidity.
Di samping itu, air kelapa sangat bermanfaat dalam pengobatan
colitis, luka dalam lambung, diare, disentri, dan wasir. Air kelapa dapat pula
mengatasi kerusakan sistem saluran cerna seperti mengurangi gas dalam lambung,
mual-mual, dan salah cerna. Bila ditambah madu, sangat baik untuk diminum
menjelang tidur bagi yang kesal dengan batuk kering yang diderita.
Bagi penderita kolera, campuran jus jeruk nipis dan air kelapa
sangat membantu untuk penyembuhan. Manfaat lain, diketahui air kelapa bersifat
diuretic sehingga ccocok untuk mengobati kerusakan saluran kemih, seperti
sering kencing, albuminuria, serta membantu dalam penghancuran batu di saluran
kemih maupun ginjal.
Dari beberapa penelitian, ternyata air kelapa juga dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobocter xylinum untuk produksi
nata de coco. Bahkan, saat ini dikembangkan pembuatan minuman berenergi dari
air kelapa sebagai alternatif dari sekian banyak minuman energi di pasaran. Dari
sekian banyak manfaat air kelapa, kiranya tidak berlebihan bilamana “air ajaib”
ini senantiasa menyemarakkan acara berbuka puasa kita. Menyegarkan dan
menyehatkan tentunya.
IV.
ALAT-ALAT
1. Botol
2. Kain
penyaring
3. Kompor
4. Pengaduk
5. Gelas
ukur
6. Kertas
7. Panci
8. Gelas
kimia
V.
BAHAN-BAHAN
1. Air
kelapa segar 106mL
2. Asam
asetat 25%
3. Gula
pasir 10 gram
4. UREA 0,5 gram
VI.
LANGKAH
KERJA
1. Membuat
larutan media dengan mengambil 106mL air kelapa mendiamkan selama 10 menit, kemudian
menyaring dengan kain basah,memanaskannya hingga mendidih,setelah mendidih
menambahakn 1,5 mL asam asetat 25% dan 10 gram gula pasir,mengaduknya sampai
gula larut
2. Membuat
larutan urea dengan memasukkan 0,5 urea kedalam 6mL air kelapa,kemudian
memanaskan larutan urea hingga mendidih
3. Menuangkan
segara larutan urea yang masih panas kedalam 100mL larutan media yang telah dibuat sebelumnya.
4. Memindahkan
campuran yang masih panas kedalam botol starter
5. Menutup
botol dengan kertas steril/Koran
6. Membiarkan
larutan tersebut dingin
7. Menambahkan
10% larutan biakan murni
8. Menaruh
botol kedalam ruang inkubasi selam 7 hari hingga terbentuk lapisan putih pada
media.
VII.
PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Membuat
larutan media dengan mengambil 106mL air kelapa
|
Air kelapa berwarna bening jernih
|
2.
|
menyaring
dengan kain basah,memanaskannya hingga mendidih,
|
Endapan kotoran terpisah
|
3.
|
setelah
mendidih menambahakn asam asetat 25%
dan gula pasir,mengaduknya sampai gula larut
|
Asam acetat = 1,5mL, gula= 80 gram
Campuran homogen
|
4.
|
Membuat
larutan urea dengan memasukkan 0,5 urea kedalam 6mL air kelapa,kemudian
memanaskan larutan urea hingga mendidih
|
Larutan
homogeny
|
5.
|
Menuangkan
segara larutan urea kedalam 100mL
larutan media yang telah dibuat sebelumnya.
|
Larutan
masih panas
|
6.
|
Memindahkan
campuran yang masih panas kedalam botol starter
|
|
7.
|
Menutup
botol dengan kertas steril/Koran
|
|
8.
|
Membiarkan
larutan
|
Larutan menjadi dingin
|
9.
|
Menambahkan
10% larutan biakan murni
|
Biakan murni= 10mL
|
10.
|
Menaruh
botol kedalam ruang inkubasi selama 7 hari hingga terbentuk lapisan putih
pada media
|
Berwarna keruh, starter yang berhasil
tidak ditumbuhi jamur
|
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam praktik ini ada beberapa hal
yang perlu dibahas diantaranya adalah:
·
Factor kebersihan
Dalam proses pembuatan nata de coco kebersihan
sangatlah diperlukan karena jika tidak bersih, justru akan mempengaruhi atau
mengganggu proses fermentasi air kelapa
ini karena akan timbul bakteri yang merugikan, sehingga hasil yang diperoleh tidak
maksimal, bahkan gagal. Selain itu dari alat alat yang digunakan untuk praktek
juga harus bersih dan steril agar tidak mengganggu proses terjadinya biakan.
·
Penambahan gula dan
urea
Gula dan urea dalam proses pembuatan nata de coco
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri-bakteri yang hidup.
Bakteri-bakteri yang hidup dalam proses ini banyak membutuhkan nutrisi untuk
pertumbuhannya, sehingga bakteri tersebut dapat berkembang biak secara optimal.
Tetapi jika dalam penambahan terlalu berlebihan maka proses akan berjalan
dengan cepat sehingga menjadi cepat membusuk.
·
Memanaskan air kelapa
Memanaskan air kelapa pada proses pembuatan nata de
coco ini, bertujuan untuk membunuh atau mematikan bakteri selain bakteri yang
dibutuhkan dalam proses, yaitu bakteri acetobacter xylinum. Air kelapa sendiri
juga mengandung banyak bakteri, sehingga diperlukan pemanasan agar bakteri yang
tidak diperlukan mati. Pemanasan air kelapa dilakukan sampai mendidih supaya
bakteri yang mati lebih optimal.
·
Suhu
Suhu yang diperlukan untuk proses pembuatan starter
nata de coco adalah 280C-310C, karena pada suhu tersebut
bakteri akan tumbuh optimal dan baik. Dalam proses ini, bakteri yang tumbuh
memerlukan oksigen. Oleh karena itu, proses ini perlu dimasukkan dalam alat
yang dinamakan inkubator.
·
Tempat inkubasi
Tempat inkubasi hendaknya diletakkan jauh dari
bahan-bahan kimia yang mengeluarkan radiasi dan tempat yang basa, seperti dekat
dengan tempat pecucian, karena akan mempengaruhi tumbuhnya bakteri. Bakteri
tumbuh optimum pada keadaan yang asam.
IX.
KESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktik dapat
disimpulkan bahwa, dalam pembuatan starter nata de coco suhu sangat berpengaruh
untuk tumbuhnya suatu bakteri, dan bakteri akan tumbuh baik jika dalam kondisi
pH asam yaitu 3,5 sampai 7,5.
Siswa dapat membuat stater nata de
coco dengan baik, sehingga starter dapat digunakan untuk proses selanjutnya.
Yogyakarta,31 Mei 2009
Pembimbing, Praktikan,
(Sulastri, M.Pd) (Indayatmi, S. Pd) (Wahyu
Aji Prasetyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar