LAPORAN RESMI
MELAKSANAKAN
PROSES FERMENTASI
I.
ACARA
Proses
Pembuatan Nata de Coco
II.
TUJUAN
Setelah praktik diharapkan:
1. Siswa
dapat membuat nata de coco sesuai instruksi kerja
2. Siswa
dapat mengetahui reaksi yang terjadi pada proses
3. Siswa
lebih terampil menggunakan alat-alat laboratorium
III.
DASAR
TEORI
Nata de coco
Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih
hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air
kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina.
"Nata de
coco" dalam bahasa Spanyol berarti "krim kelapa". Krim yang
dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol
karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.
Pembuatan
Bibit nata
adalah bakteri Acotobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika
ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen
melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan
enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.
Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan
lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga
transparan, yang disebut sebagai nata.
Acetobacter
Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya
4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada
suhu 28°– 31°C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
Asam asetat
atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air
kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat
dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat
keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak.
Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.
Kalau bakteri Acetobacter xylinum sulit
diperoleh, maka ampas nenas dapat juga digunakan untuk memperoleh Acetobacter
xylinum.
1. Buah nenas
matang, dikupas dan dicuci bersih. Kemudian dibelah dan dipotong-potong kecil.
Potongan-potongan ini dihancurkan dengan alat penghancur.
2. Hancuran
nenas diperas sampai sari buahnya habis. Ampasnya dicampur dengan air dan gula
pasir dengan perbandingan 6 : 3 : 1. Campuran ini diaduk merata dan dimasukkan
kedalam botol jar, ditutup dengan kertas, dan diperam selama 2-3 minggu (sampai
terbentuk lapisan putih diatasnya).
3. Larutan yang
diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan penginokulasi pembuatan nata de
coco.
Air Kelapa,
Segar dan Sarat Khasiat
Air kelapa
kerap diasumsikan sebagai limbah atau paling banter sebagai air segar pengusir
dahaga. Padahal, ia memiliki khasiat dan nilai gizi yang dahsyat. Banyak sekali
manfaat air kelapa bila diolah dan dikemas dengan baik. Air kelapa bisa dibuat
sebagai nata de coco, kecap, dan bahkan dijadikan salah satu minuman kesehatan
semacan energy drink.
Secara khusus,
air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga
mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein
(0,07-0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian itu, air kelapa
berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan.
Di Filipina,
air kelapa dimanfaatkan untuk proses pembuatan minuman, jelly, alkohol,
dektran, cuka, dan nata de coco. Di Indonesia, air kelapa digunakan sebatas
sebagai minuman (air kelapa muda) dan media pembuatan nata de coco. Yang tak
kalah menarik, air kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan
tradisional dan perawatan kecantikan. Sementara itu, daging buah kelapa muda
yang masih seperti susu sangat baik dikonsumsi anak-anak yang menderita
kekurangan gizi (nutritional defyciency).
Kaya gizi
Air kelapa
memiliki karakteristik cita rasa yang khas. Di samping itu, air kelapa juga
punya kandungan gizi, terutama mineral yang sangat baik untuk tubuh manusia.
Kandungan yang terdapat dalam air kelapa tidak hanya unsur makro, tetapi juga
unsur mikro. Unsur makro yang terdapat adalah karbon dan nitrogen.
Unsur karbon
dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa,
fruktosa, sorbitol, dan inositol. Unsur nitrogen berupa protein yang tersusun
dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Sebagai
gambaran, kadar asam amino air kelapa lebih tinggi ketimbang asam amino dalam
susu sapi.
Selain
karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral
yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya kalium (K), natrium (Na),
kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur
(S). Yang cukup mencengangkan, dalam air kelapa juga ditemukan berbagai
vitamin. Sebut saja vitamin C dan berbagai asam seperti, asam nikotinat, asam
pantotenal, dan asam folat. Vitamin B kompleks yang dikandungnya antara lain
niacin, riboflavin, dan thiamin.
Sarat khasiat
Buah yang nama
botaninya adalah Cocos nucifera ini dikenal dengan nama “Wonder Food”. Disebut
demikian karena banyak kandungan nutrisi di dalam buah itu yang dibutuhkan oleh
tubuh kita. Di beberapa daerah di tanah air, kelapa merupakan buah yang sakral
bahkan cenderung “magis” karena perannya yang sangat penting dalam berbagai
ritual keagamaan dan seremonia adat. Dalam mitologi Hindu, kelapa disebut
sebagai Tree of Heaven karena kelapa dipercaya dapat membawa kekuatan, kesehatan,
umur yang panjang, dan kedamaian.
Kandungan
mineral alami dan protein berkualitas tinggi di dalam kelapa sangat baik untuk
pertumbuhan dan perbaikan sel-sel dalam tubuh. Airnya dikenal sebagai air
mineral dan merupakan minuman penyegar. Kandungan gula yang terdapat pada air
kelapa mudah diserap oleh tubuh. Air kelapa merupakan tonik yang sangat baik
untuk kesehatan. Air yang terdapat dalam satu buah kelapa cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan vitamin C dalam sehari.
Seperti yang
kita ketahui, walau kandungan nutrisi yang dikandung air kelapa cukup tinggi
namun bersifat isotonik. Secara alami, air kelapa mudah memiliki komposisi
mineral dan gula yang sempurna sehingga punya kesetimbangan elektrolit yang
sempurna pula, sama halnya dengan cairan tubuh manusia. Itu sebabnya mengapa
air kelapa dapat digunakan sebagai pengganti cairan infus. Mengingat komposisi
mineral yang dikandungnya, air kelapa punyaipotensi besar untuk dikembangkan
sebagai minuman isotonik alami.
Kita ingat,
orang tua kita dulu sering memberi kelapa muda hijau ketika menderita demam
atau campak. Mereka yakin air kelapa mampu menurunkan panas dalam. Ketika
demam, air kelapa dan air putih diminum secara berselang seling untuk
mengurangi panas dan rasa sakit.
Minuman air
kelapa muda dan memakan dagingnya dapat meredakan kegerahan, mulut kering,
demam dengan kehausan, serta penyakit diabetes. Selain itu, minum air kelapa
muda dipercaya membuang racun dalam darah. Namun perlu diperhatikan, terlalu
banyak minum air kelapa muda menyebabkan sedikit rasa lemas sementara. Bagi
yang memiliki gangguan pada tulang, disarankan tidak mengonsumsi air kelapa
berlebihan.
Selain itu, ada
tradisi di masyarakat yang mengharuskan ibu yang sedang hamil tua untuk sering
minum air kelapa muda. Air kelapa ini dipercaya dapat membersihkan janin di
dalam rahim sehingga kelak jika si jabang bayi keluar, menjadi bersih, tidak
kurapan seperti lemak kering yang menempel pada kulit si bayi.
Air kelapa juga
dikenal sebagai obat tradisional kuno yang sangat efektif dalam membasmi
berbagai jenis cacing merugikan di dalam usus. Juga sangat baik diminum di pagi
hari sebelum mengonsumsi makanan lainnya. Hal itu sangat dianjurkan dilakukan
bagi penderita gastritis atau hyperacidity.
Di samping itu,
air kelapa sangat bermanfaat dalam pengobatan colitis, luka dalam lambung,
diare, disentri, dan wasir. Air kelapa dapat pula mengatasi kerusakan sistem
saluran cerna seperti mengurangi gas dalam lambung, mual-mual, dan salah cerna.
Bila ditambah madu, sangat baik untuk diminum menjelang tidur bagi yang kesal
dengan batuk kering yang diderita.
Bagi penderita
kolera, campuran jus jeruk nipis dan air kelapa sangat membantu untuk
penyembuhan. Manfaat lain, diketahui air kelapa bersifat diuretic sehingga
ccocok untuk mengobati kerusakan saluran kemih, seperti sering kencing,
albuminuria, serta membantu dalam penghancuran batu di saluran kemih maupun
ginjal.
Dari beberapa
penelitian, ternyata air kelapa juga dapat digunakan sebagai media pertumbuhan
mikroba, misalnya Acetobocter xylinum untuk produksi nata de coco. Bahkan, saat
ini dikembangkan pembuatan minuman berenergi dari air kelapa sebagai alternatif
dari sekian banyak minuman energi di pasaran.
Dari sekian
banyak manfaat air kelapa, kiranya tidak berlebihan bilamana “air ajaib” ini senantiasa
menyemarakkan acara berbuka puasa kita. Menyegarkan dan menyehatkan tentunya.
IV.
ALAT-ALAT
1.
gelas ukur
2.
panci
3.
kompor
4.
pH universal
5.
Nampan plastic
6.
Sendok makan
7.
Corong
8.
Gelas kimia
9.
Kain penyaring
10.
Pengaduk
11.
Kertas Koran
12.
pisau
V.
BAHAN-BAHAN
1. Air
kelapa segar 1100ml
2. Asam
asetat 25%
3. Gula
pasir 80 gram
4. UREA 5 gram
5. Starter
acetobacter xylium
VI.
LANGKAH
KERJA
1. Mengambil 1100mL air kelapa segar dan menendapkannya.
2. Menyaring
air kelapa dengan kain saring
3. Memanaskan
air kelapa hingga mendidih dan mengaduknya
4. Menambahkan
10mL asam asetat dan 80 gram gula,kemudian mengaduknya sampai gula larut angkat
dan sisihkan.
5. Membuat
larutan UREA, 5 gram urea mencampurkannya dengan 100mL air kelapa,kemudian
memanaskannya hingga mendidih
6. Menungkan
larutan urea kedalam larutan no.4 dan mengaduknya.
7. Mendiamkan
larutan tersebut hingga dingin
8. Menambahkan 100mL
starter
9. Memindahkan
larutan kedalam nampan plastik dengan ketinggian 4 cm
10. Menutup
rapat-rapat nampan dengan kertas Koran
11. Menyimpan
nampan di ruang fermentasi selama 12- 15 hari, hingga terbentuk lapisan nata de
coco yang tebalnya 1,5-2cm
12. Mengambil
lembaran nata de coco dan membersihkan dari lendir sisa fermentasi dengan
bantuan sendok makan.
13. Mencuci
lembaran nata de coco dalam bak pencucian
14. Merendam
lembaran nata de coco dalam air biasa selam 1 hari untuk mengurangi keasaman
dan bau tidak sedap
15. Mencuci
lembaran nata de coco dan memotongnya menjadi ukuran 1,5 × 1,5cm
16. Merendam
potongan nata de coco dalam air yang mengalir selama 12 jam,hingga pH netral
17. Merendam
potongan nata de coco pada larutan tawas dengan perbandingan 2:1 minimal 4 jam
18. Merendam
kembali dalam air yang mengalir selama 24 jam
19. Mencuci
nata de coco hingga bersih
20. Memasukkan
nata de coco kedalam air mendidih dan memasaknya selama 15 jam
21. Meniriskan
nata de coco dan membuang airnya
22. Memasak
kembali nata de coco dengan air selama 15 menit,mengangkatnya dan mendiamkannya
hingga dingin
23. Nata
de coco siap untuk diolah
VII.
PENGAMATAN
No
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Mengambil 1100mL air kelapa segar dan mengendapkannya.
|
air kelapa berwarna bening, jernih
|
2.
|
Menyaring
air kelapa dengan kain saring
|
Kotoran pada air kelapa hilang
|
3.
|
Memanaskan
air kelapa
|
Air kelapa mendidih
|
4.
|
Menambahkan
10mL asam asetat dan 80 gram gula.
|
Campuran menjadi homogen
|
5.
|
Membuat
larutan UREA, 5 gram urea mencampurkannya dengan 100mL air kelapa,kemudian
memanaskannya.
|
Larutan menjadi homogen, dan mendidih
|
6.
|
Menuangkan
larutan urea kedalam larutan no.4 dan mengaduknya.
|
Campuran homogen
|
7.
|
Mendiamkan
larutan tersebut
|
Larutan menjadi dingin
|
8.
|
Menambahkan 100mL starter
|
Starter berwarna keruh, seperti nata
de coco
|
9.
|
Memindahkan
larutan kedalam nampan plastik dengan ketinggian 4 cm
|
|
10
|
Menutup
rapat-rapat nampan dengan kertas Koran
|
|
11.
|
Menyimpan
nampan di ruang fermentasi selama 12- 15 hari, hingga terbentuk lapisan nata
de coco yang tebalnya 1,5-2cm
|
Air kelapa berubah menjadi padat,
berupa lembaran yang dapat diangkat
|
12.
|
Mengambil
lembaran nata de coco dan membersihkan dari lendir sisa fermentasi dengan
bantuan sendok makan.
|
Lembaran nata menjadi bersih
|
13.
|
Mencuci
lembaran nata de coco dalam bak pencucian
|
Menjadi bersih
|
14.
|
Merendam
lembaran nata de coco dalam air biasa selama 1 hari untuk mengurangi keasaman
dan bau tidak sedap
|
|
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam praktik ini ada beberapa hal yang
perlu dibahas diantaranya adalah:
·
Factor kebersihan
Dalam proses pembuatan nata de coco kebersihan
sangatlah diperlukan karena jika tidak bersih, justru akan mempengaruhi atau
mengganggu proses fermentasi air kelapa
ini karena akan timbul bakteri yang merugikan, sehingga hasil yang diperoleh
tidak maksimal, bahkan gagal. Selain itu dari alat alat yang digunakan untuk
praktek juga harus bersih dan steril agar tidak mengganggu proses terjadinya
biakan.
·
Memanaskan air kelapa
Memanaskan air kelapa pada proses pembuatan nata de
coco ini, bertujuan untuk membunuh atau mematikan bakteri selain bakteri yang
dibutuhkan dalam proses, yaitu bakteri acetobacter xylinum. Air kelapa sendiri
juga mengandung banyak bakteri, sehingga diperlukan pemanasan agar bakteri yang
tidak diperlukan mati. Pemanasan air kelapa dilakukan sampai mendidih supaya
bakteri yang mati lebih optimal.
·
Penambahan Asam Acetat
Dalam proses pembuatan nata de coco diperlukan Asam
Acetat, yang bertujuan agar bakteri yang ada dapat hidup dengan optimal, karena
pada proses pembuatan nata de coco ini, bakteri Acetobacter xylinum dapat hidup
jika dalam keadaan asam, karena pada keadaan tersebut bakteri dapat tumbuh
optimal.
·
Penambahan gula dan
urea
Gula dan urea dalam proses pembuatan nata de coco
berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi bakteri-bakteri yang hidup.
Bakteri-bakteri yang hidup dalam proses ini banyak membutuhkan nutrisi untuk
pertumbuhannya, sehingga bakteri tersebut dapat berkembang biak secara optimal.
Tetapi jika dalam penambahan terlalu berlebihan maka proses akan berjalan
dengan cepat sehingga menjadi cepat membusuk.
·
Wadah fermentasi
Wadah atau tempat yang digunakan dalam proses
fermentasi tidak boleh digoyang-goyang, karena jika digoyang-goyang proses
fermentasi akan terganggu, sehingga proses menjadi lebih lama karena bakteri
yang tumbuh akan sulit berkembang biak dengan optimal.
·
Letak fermentasi
Pada saat meletakkan hasil fermentasi yang setengah
jadi, hasil tersebut harus diletakkan di tempat yang aman, yaitu harus jauh
dari bahan-bahan kimia, karena akan mengganggu proses perkembangan bakteri,
sehingga proses menjadi tidak berhasil
IX.
KESIMPULAN
Setelah melaksanakan praktik dapat
disimpulkan bahwa, dalam pembuatan nata de coco ini membutuhkan bakteri
acetobacter xylinum untuk proses fermentasi. Siswa dapat melaksanakan proses
fermentasi pada pembuatan nata de coco. Dan dalam proses fermentasi ini ruangan
fermentasi sangat mempengaruhi keberhasilan, kemudian pH yang cocok juga
mempengaruhi dalam pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.
Yogyakarta,31 Mei 2009
Pembimbing, Praktikan,
(Sulastri,
M.Pd) (Indayatmi, S. Pd) (Wahyu Aji
Prasetyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar